Sabtu, 06 Agustus 2011

Cikal Bakal EKONOMIYAKO™


Suatu hari Chef Eka berencana berangkat dari singgasananya yang berdiri bersahaja dikelilingi aliran sungai terbesar dinegeri itu, menuju gubug pertapaan Kang Aep, Sang Sahabat yang selalu setia menemani Sang Koki dengan wejangan spiritualnya yang Aneh Wal Nyleneh.
Maksud kedatangan Sang Koki adalah untuk mendiskusikan rencananya untuk kelahiran putra ketiga dengan jenis kelamin okonomiyaki. Sang Koki meminta pencerahan Sang Sahabat tentang hal ihwal proses kelahiran, penamaaan, hingga bagaimana membesarkan Sang Putra Ketiga. Tanpa embel-embel “wani piro?”, Kang Aep pun meminta waktu 8 hari 8 malam untuk melakukan Tapa Brata.
Tanggal Jatuh Tempo pun datang. Sang Koki dan Sang Sahabat duduk bersila dihadapan meja kotak karena memang mereka tidak berencana untuk mengadakan konferensi meja bundar. Mengawali pembicaraan Sang Koki berkata “Mas, sebagai bentuk apresiasi atas jasa-jasa para pahlawan gimana kalo nama depan putra ketiga diberi nama tengahnya situ, eko ????????????”, “jadinya kita sebut dia ekonomiyaki” lanjut Sang Koki.
“Hmmmm…” tukas Sang Sahabat sambil memejamkan mata dan mengusap janggutnya yang tak seberapa.
“ Bila memang demikian kehendak kisanak, maka sebaiknya kita namakan ia EKONOMIYAKO™”, tutur Sang Sahabat sambil nyeruput teh basi semalam. “Dan…sebagai PR buat kamu, EKONOMIYAKO™ ini adalah produk yang sehat, tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya, bahkan bila perlu sama sekali tidak menggunakan bahan pengembang kimia, dan bentuknya harus inovatif, sebagaimana kedua kakaknya EPITAKO™ dan WTS™!”
Nah setidaknya seperti itulah proses lahirnya EKONOMIYAKO™. Berawal dari keprihatinan Duo BAJA akan maraknya produk okonomiyaki yang kurang sehat, entah yang mengandung bahan pengembang berbahaya juga penggunaan ingredients yang tidak seimbang dan tidak sesuai dengan ambang batas toleransi penggunaan zat aditif pangan Indonesia. Karena satu hal yang pasti tepung EKONOMIYAKO™ sama sekali tidak menggunakan bahan pengembang berbahaya!
EKONOMIYAKO™ juga terlahir dari visi usaha kerakyatan Duo BAJA, yamg menghendaki terciptanya lapangan pekerjaan melalui program kemitraan usaha makanan yang sangat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.